TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala
puji bagi Allh SWT, yang telah melimpahkan rahmad, taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan judul “SUHU DAN KALOR’’ tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
- Bapak Prof. Dr. H. Marzuki Noor, M.S. Sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Metro.
- Drs. H. Sugeng Siswoyo, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Telaah SMA 1.
- sanak saudara yang telah banyak memberikan dukungan dan do’a.
- Rekan-rekan, sahabat, dan semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penyusun mengharapkan adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini.
Secerah harapan yang senantiasa
digantungkan, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan umumnya bagi yang senantiasa membaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Metro,
29 FEBRUARI 2012
Penyusun.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Ruang
Lingkup............................ ………………………………………………...1
1.2tujuan
Penulisan............................ ………………………………………………...1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................. 2
II.1 SUHU........................................................................................................................... 2
a.alat ukur suhu.................................................................................................................... 2
b. thermometer bimetal........................................................................................................ 3
c.termometer gas.................................................................................................................. 3
II.2 KALOR............................................................................................................................. 3
a) Kalor Jenis.......................................................................................................... 3
b) Kapasitas kalor................................................................................................................ 3
c.)
Kalor lebur ......................................................................................................... 5
d)
Kalor uap............................................................................................................. 5
e) Azas Black .......................................................................................................... 5
f) Kalorimeter.......................................................................................................... 6
II.3 PERPINDAHAN KALOR.................................................................................. 6
II.4 PERUBAHAN WUJUD...................................................................................... 6
II.5 PEMUAIAN......................................................................................................... 9
II.6 MASALAH
& MANFAAT PEMUAIAN........................................................... 12
BAB III. KESIMPULAN.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.Ruang Lingkup Pembahasan
Pada dasarnya
kehidupan manusia selama ini tidak bias terlepas dari yang namanya suhu dan
kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjidak kalor sebagai alat untuk
menjaga kestabilan manusia dalm menjalankan kehidupanya di muka bumio ini.
Dialam modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak
sulit anda temukan bahkan juga mungkin terdapat dirumah anda,yaitu lemari es,
suatu mesin yang diantaranya mengubah suatu air menjadi es.aplikasi perpindahan
kalor dialamanda jumpai pada sirkuilasi udara di pantai. Pada siang hari
bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu pula
sebaliknya pada malam hari bertiup angin dari darat menuju laut..Bagaimana air
biasa menjadi es?, mengapa air laut bertiup Siang hari dan angin darat bertiup
malam hari?.Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian daripada suhu dan kalor.
Makalah ini
dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat dari berbagai
topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri, dimana pokok pembahasannya
meliputi :
a.pengertian
suhu dan kalor
b.komponen
yang ada dalam suhu dan kalor
B.Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan
yang diharapkan oleh penulis dengan penulisan makalah ini adalah selain
memenuhi TUGAS penunjang dalam mata kuliah telaah fisika dasar1, juga dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mahasiswa
dalam bidang fisika pada umumnya terutama materi tentang suhu dan kalor pada
khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. SUHU
Suhu atau
temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda.
Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa suhu merupakan besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda. Misalnya suhu es yang sedang mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya. Jadi tidak ada suhu tempat atau ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan.
Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa suhu merupakan besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda. Misalnya suhu es yang sedang mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya. Jadi tidak ada suhu tempat atau ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan.
a). Alat Ukur Suhu
Ketika kita
memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, bebrapa
sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-sifat benda yang akibat berubah
adanya perubahan suhu di sebut sifat termometrik. Sifat termometrik suatu zat
dapat di manfaatkan sebagai suatu alat pengukur suhu. Thermometer adalah alat
yang di gunakan untuk mengukur suhu atau benda. Berbagai jenis thermometer di
buat berdasarkan beberapa sifat termometrik zat, seperti pemuain zat padat,
pemuain zat cair, pemuain gas, tekanan zat cair, teknan udara, regangan zat
padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi
benda).
Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut.
Thermometer Zat Cair Alat ni bekerja berdasarkan prinsip bahwazat cair akan memuai (bertamba volumenya jika di panaskan).
Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut.
Thermometer Zat Cair Alat ni bekerja berdasarkan prinsip bahwazat cair akan memuai (bertamba volumenya jika di panaskan).
b)Thermometer Bimetal
Alat ini
bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai (bertambah panjang) jika di
panaskan. Thermometer Hambatan Alat ini bekerja berdasar prinsi bahwa seutas
kawat logam di panaskan, hambatan listriknya akan bertambah. Perubahan hambatan
listrik ini kemudian di ubah ke dalam pulsa-pulsa listrik. Pulsa listrik inilah
yang menunjukan suhu saat itu.
Temokopel Perbedaan pemuain antara dua logam yang ke dua ujungnya di sentuhkan di manfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya di sentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL inilah yang di manfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu.
Temokopel Perbedaan pemuain antara dua logam yang ke dua ujungnya di sentuhkan di manfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya di sentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL inilah yang di manfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu.
c)Thermometer Gas
Bila sejumlah
gas yang di panaskan volumenya di jaga tetap, tekanannya akan bertambah. Sifat
termometrik. inilah yang di manfaatkan untuk mengukur suhu pada thermometer
gas.
Pyrometer
Pyrometer
bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang di pancarkan oleh benda yang
sangat panas. Instrument pyrometer tidak menyentuh benda panas sehingga
pyrometer dapat di gunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira
5000C – 30000C) yang dapat membakar habis thermometer jenis lainnya.
Secara umum Termometer terbagi tiga, yaitu Termometer Celcius, Termometer Reamur,
Termometer Kelvin dan Termometer Fahrenheit.
2. KALOR
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.
Kalor
yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk
merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu.
Besar
kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu
tergantung
pada :
massa benda
kalor jenis benda
perbedaan suhu kedua benda
Secara
matematis persamaan dapat ditulis dengan :
dengan ketentuan:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule)_
- = Massa zat (Kilogram)
- = Kalor jenis (Joule/kilogram°C,
- = Perubahan suhu (°C)
1.a) Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu satu kg air sebesar 10 C. Untuk mencari kalor
jenis, rumusnya adalah
:
Untuk mencari massa zat, rumusnya adalah:
Untuk mencari massa zat, rumusnya adalah:
1.b)
Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk
menaikkan suhunya 1°C.
Rumus
kapasitas kalor:
dengan syarat:
·
= Kalor yang
diterima suatu zat (Joule)
·
= Kapasitas
kalor (Joule/°C)
·
= Massa zat
(Kilogram)
·
= Kalor jenis
(Joule/kilogram°C)
·
= Perubahan
suhu (°C)
1.c.)
Kalor lebur
Rumus:
dengan ketentuan:
dengan ketentuan:
·
= Kalor yang
diterima suatu zat (Joule)
·
= Massa zat
(kilogram)
·
= Kalor lebur
zat (Joule/kilogram)
1.d) Kalor
uap
Rumus:
dengan ketentuan:
dengan ketentuan:
·
= Kalor yang
diterima suatu zat (Joule)
·
= Massa zat
(Kilogram)
·
= Kalor uap
zat (Joule/kilogram)
1.e) Azas Black
Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda
mengandung sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata
manusia. Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser.
Teori
ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak
kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda
disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang
diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa
kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi. Karena merupakan energi maka
berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua bentuk energi adalah
ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses selalu disertai
dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya. Kekekalan energi
pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black
dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama dengan
kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut
dapat ditulis dengan :
Qlepas = Qterima
1.f) Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Kalorimeter yang paling banyak digunakan
adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor
tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan
kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam
dan luar dibuat mengkilap.
3.PERUBAHAN WUJUD
4. PERPINDAHAN KALOR
Perpindahan
kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
a. Konduksi
Jika sebuah logam yang salah satu ujungnya
dipanaskandalam selang waktu tertenu, ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal
ini menunjukkan bahwa pada batang logam tersebut terjadi aliran atau
perpindahan kalor dari bagian logam yang bersuhu tinggi ke bagian logam yang
bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan
massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara konduksi. Jadi konduksi
adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dn selama terjadi perpindahan
kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantaranya.
Perpindahan kalor di dalam zat padat dapat
dijelaskan dengan teori atom. Atom atom dalam zat padat yang dipanaskan
akan bergetar dengan kuat. Atom atom yang bergetar akan memindahkan sebagian
energinya kepada atom atom tetangga terdekat yang ditumbuknya. Kemudian atom
tetangga yang ditumbuk dan mendapatkan kalor ini akan ikut bergetar dan
menumbuk atom tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga terjadi
perpindahan kalor
Dalam zat padat. Syarat
terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan suhu antar dua
tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke
tempat bersuhu rendah. Jika suhu
kedua tempat tersebut menjadi sama, maka rambatan kalor pun akan terhenti.
Berdasarkan kemampuan suatu zat
menghantarkan kalor secara konduksi, zat dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang dapat
menghantarkan kalor dengan baik, sedangkan isolator adalah kebalikannya, yaitu
zata yang sukar menghantarkan kalor. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa
perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang
penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang
penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut.
Besar kalor yang mengalir per
satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada :
a.Berbanding lurus
deng an luas penampang batang
b.Berbanding lurus
dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
c.Berbanding
terbalik dengan panjang batang
b. Konveksi
Adalah proses perpindahan
kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2
jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi
alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan
pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari
luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara
disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin
darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut,
kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke
fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus
dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu
antara benda dengan fluida.
b. Radiasi
adalah
perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi, kalor
atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan
konduksi
atau konveksi
yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya
setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi.Benda panas ada yang
berpijar dan ada juga yang tidak berpijar.
Kedua benda tersebut memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam bentuk
gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Yosef
Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi tiap satu
satuan luas permukaan benda begantung pada sifat dan suhu permukaan benda.
Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan kalor daripada benda yang hitan
dan kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda
yang permukaannnya mengkilap lebih sukar menyerap kalor daripada benda yang
permukaannnya hitam dan kusam. Jadi dspst dikstsksn bahwa benda hitam dan kusam
merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik.
5.PEMUAIAN
Jika sebuah benda
dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel -partikel dalam benda itu akan
bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan
bahwa benda itu memuai.
Pemuaian
dapat terjadi baik pada benda padat, cair maupun gas.
A.Pemuaiann zat padat
a) Pemuaian Panjang
Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai luas penampang yang
kecil,
sehingga
ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya saja. Besarnya pertambahan
panjang sebuah benda yang dipanaskan adalah berbanding lurus dengan :
· panjang mula-mula benda
· kenaikan suhu
Secara matematis dituliskan :
ΔL = L0 a ∆T
Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah :
Lt = Lo + ΔL
b) Pemuaian Luas
Pada
pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar pada sisi panjang dan lebar
benda. ∆A=AO ß∆T
c) Pemuaian Volume
Pemuaian volume biasanya
terjadi pada zat cair dan gas. Pemuaian ini terjadi pada arah memanjang,
melebar dan meninggi. Analog dengan pemuaian panjang, persamaan pada pemuaian
volume adalah :
V = Vo. γ. Δt dimana
berlaku hubungan : γ = 3a
Vt = Vo (1+γ ∆T)
B.Pemuaian zat cair
Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat cair disebut labu didih. Sifat utama
zat cair adalah menyesuaikan dengan bentuk wadahnya. Oleh karena itu zat cair
hanya memiliki muai volume saja.
C.Pemuaian Gas
Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian gas disebut dilatometer. Salah satu
perbedaan antara zat gas dengan zat padat dan cair adalah volume zat gas dapat
diubah-ubah dengan mudah. Misal, sebuah tabung gas elpiji. Di dalam tabung gas
tentu akan mengadakan tekanan pada dinding tabung. Tekanan ini disebabkan oleh
gerakan partikel gas. Peristiwa pemuaian pada zat gas mudah diamati daripada
pemuaian pada zat padat. Pemuaian pada zat gas ditunjukkan oleh
gelembung-gelembung udara yang keluar dari dalam pipa kapiler yang ada pada
labu didih. Tiga hal yang perlu diperhatikan pada zat gas adalah volume,
tekanan dan suhu.
a. Untuk volume terhadap
perubahan suhu pada tekanan tetap
b. Tekanan terhadap perubahan
suhu pada volume tetap
Balon udara merupakan salah
satu contoh penerapan muai gas
6.MASALAH YANG DITIMBULKAN OLEH PEMUAIAN
a.
Pemasangan kaca jendela
Tukang kayu
merancang ukuran bingkai jendela yang sedikit lebih besar daripada ukuran sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk
memberi ruang kaca saat terjadi pemuaian. Apabila desain jendela tidak diberi
ruangan pemuaian, maka saat kaca memuai akan mengakibatkan retaknya kaca
tersebut.
b. Celah pemuaian pada sambungan
jembatan
Sering kamu jumpai sambungan
antara dua jembatan beton terdapat celah di antaranya. Hal ini bertujuan agar jembatan tersebut
tidak melengkung saat terjadi pemuaian.
c. Sambungan
rel kereta api
Sambungan rel kereta api dibuat
ada celah diantara dua batang rel tersebut. Hal ini bertujuan agar saat terjadi
pemuaian tidak menyebabkan rel melengkung. Rancangan yang sering digunakan
sekarang ini sambungan rel kereta api dibuat bertautan dengan ujung rel
tersebut dibuat runcing. Penyambungan seperti ini memungkinkan rel memuai tanpa
menyebabkan kerusakan.
d. Kawat telepon
atau kawat listrik
Pemasangan kawat telepon atau
kawat listrik dibiarkan kendor saat pemasangannya pada siang hari. Hal ini
dilakukan dengan maksud, pada malam hari kawat telepon atau listrik mengalami
penyusutan sehingga kawat tersebut tidak putus.
Beberapa
manfaat pemuaian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
a. Pengelingan
a. Pengelingan
Menyambung
dua pelat dengan menggunakan paku khusus dengan proses khusus disebut mengeling.
Bagaimanakah cara pemasangan paku keling? Paku keling yang dipakai untuk
mengeling sesuatu dalam keadaan panas sampai berpijar dan dimasukkan ke dalam
lubang pelat yang hendak kita keling. Kemudian paku bagian atas dipukul-pukul
sampai rata. Setelah dingin paku keling tersebut akan menyusut dan menekan kuat
pelat tersebut. Pengelingan dapat kamu jumpai pada pembuatan badan kapal laut.
b. Keping
bimetal
Dua keping
logam yang mempunyai koefisien muai panjang berbeda dikeling menjadi satu
disebut keping bimetal. Keping bimetal peka terhadap perubahan suhu. Jika
keping bimetal dipanaskan, maka akan melengkung ke arah logam yang angka
koefisien muai panjangnya kecil. Bila didinginkan, keping bimetal akan
melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya besar. Perbedaan
pemuaian ini dipakai sebagai termostat. Termostat adalah alat yang berfungsi
ganda sebagai saklar otomatis dan sebagai pengatur suhu. Beberapa alat yang
memanfaatkan keping bimetal dalam termostat, antara lain: setrika listrik,
almari es, bel listrik, alarm kebakaran, lampu sen mobil atau motor, rice
cooker, oven.
c. Pemasangan
bingkai roda logam pada pedati dan kereta api
Roda pedati
dan roda kereta api memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran bingkainya.
Untuk dapat memasang roda logam tersebut , maka dengan cara pemanasan. Hal ini
mengakibatkan roda logam akan mengalami pemuaian. Kemudian roda logam tersebut
dipasang pada bingkainya, setelah dingin roda akan menyusut dan terpasang pada
bingkainya dengan kuat.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan materi diatas Suhu atau temperatur benda
adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas
eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang
rendah.
Kalor adalah energi yang berpindah
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika
kedua benda bersentuhan.
Besar
kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu
tergantung pada :
massa benda
kalor jenis benda
perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan
kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
- Konduksi
- Konveksi
- Radiasi
pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena
pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair,
dan pada zat gas.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura,A. (1969).fisika
alam.jakarta: erlangga.
De Potter, Bobbi & Hernachi, Mike. (1992).physic of unsure-unsur. Del Publishing.
Developmen. Houghton Mufflin Company. Boston. Development.J.B.Lippincoot
Company,Philadelphia,1973.
Jensen, A.R. (1969). Physic.New
York: Press. Portland Oregon.
Seifert,Kelvin L.,and Hoffnung,Robert J.(1991). Chil and physic.
No comments:
Post a Comment