Ringkasan Materi Geografi kelas 10 Semester 2 Cuaca dan iklim
CUACA DAN IKLIM
Cuaca adalah
keadaan udara pada saat tertentu. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca di
wilayah yang relatif sempit dan pada
jangka waktu yang singkat.Jangka waktu cuaca adalah 24 jam.Ilmu yang
mempelajari cuaca disebut meteorologi.
Iklim adalah
rata-rata dari pergantian atau keadaan cuaca dalam wilayah yang luas dan dalam
jangka waktu yang lebih lama (Lebih kurang 30 tahun). Ilmu yang mempelajari
tentang iklim disebut klimatologi.
Unsur-unsur
cuaca dan iklim meliputi suhu udara,tekanan udara,angin,kelembapan
udara,perawanan dan curah hujan.
1. Suhu
Udara
Matahari merupakan sumber panas utama bagi bumi dan
atmosfernya.Namun,panas matahari yang sampai ke permukaan bumi berbeda-beda di
setiap tempat.Hal itu menyebabkan suhu udara disetiap tempat berbeda-beda pula.
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan suhu udara, antara lain
sebagai berikut :
a. Sudut datang sinar
matahari
yaitu sudut yang dibentuk oleh arah datangnya sinar
Matahari dengan permukaan bumi. Semakin tegak
sudut datang sinar, semakin kuat intensitas penyinaran Matahari dan semakin
tinggi pula suhu udara di daerah tersebut. Sebaliknya, semakin miring sudut
datang sinar, semakin lemah intensitas penyinarannya dan semakin rendah suhu
udaranya. Oleh karena itu pada tengah hari suhu udara kita rasakan sangat panas
terik, sedangkan pada pagi dan sore hari suhu udara kita rasakan sejuk.
b. Lamanya penyinaran
matahari
Lamanya penyinaran matahari di
khatulistiwa sebenarnya diukur selama 12 jam sejak matahari
terbit hingga terbenam. Namun, dengan adanya faktor penghalang misalnya
pohon dan bangunan tinggi, pengukuran tersebut sulit untuk dilakukan. Oleh
karena itu, di Indonesia lamanya penyinaran matahari diukur selama 8 jam mulai
dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00. Lamanya penyinaran matahari diukur
dengan menggunakan alat Heliograf. Heliograf dipasang dengan ketinggian 2 meter
di atas permukaan tanah.
c. Ketinggian tempat
Kita tentu pernah merasakan perbedaan
suhu udara di daerah dataran rendah dengan daerah dataran tinggi atau
pegunungan. Suhu udara di daerah dataran rendah lebih tinggi daripada di daerah
dataran tinggi atau pegunungan. Keadaan tersebut sesuai dengan karakteristik
atmosfer, terutama pada lapisan troposfer, yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu
udaranya turun 0,5 °C.
d. Kejernihan atmosfer
Kejernihan atmosfer mempengaruhi
besarnya panas matahari yang sampai ke permukaan bumi. Hal ini disebabkan
gas-gas di dalam atmosfer berpengaruh terhadap pemantulan dan penghamburan
sinar matahari. Di daerah yang atmosfernya kotor hanya menerima panas secara
langsung dalam jumlah sedikit, sedangkan di daerah yang tidak berawan akan
menerima panas secara langsung dalam jumlah yang banyak.
e.Jarak ke laut
Suatu tempat yang dekat dengan laut
atau danau suhu udara rata-rata hariannya tinggi, sedangkan tempat yang jauh
dngan laut atau danau suhu udara rata-rata hariannya rendah keadaan tersebut
dipengaruhi oleh sifat air dan tanah (daratan) dalam menerima panas. Air lebih
lambat menerima dan melepaskan panas, sedangkan daratan lebih cepat dalam
menerimadan melepaskan panas panas.
Pengukuran suhu udara pada saat
tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan termometer, sedangkan suhu
rata-rata haarian diukur selama satu hari (siang dan malam) dengan termograf.
Jasil pencatatannya disebut termogram.
2. Tekanan
udara
Tekanan
udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas bidang datar dari
oermukaan bumi sampai batas atmosfer. Makin tingi suatu tempat makin rendak
kerapatan udaranya. Oleh karena itu, tekanan udara makin ke atas makin rendah.
Sebaran
tekanan udara suatu daerah dapat digambarkan dala peta yang ditunjukan oleh
isobar. Isobar adakah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
tekanan udara sama pada saat yang sama pula.
3. Angin
Angin
adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain. Adapun penyebab perbedaan tekanan udara adalah
intensitas panas matahari. Udara yng terkena panas matahari akan mengembang
sehingga tekanan udaran menjadi rendah, sedangkan daerah yang tidak mendapat
sinar matahari tekanan udaranya tinggi. Oleh karena itu, udara bergerak dari
daerah yang bertekanan udara tingi menuju daerah yang bertekanan udara rendah.
Di
permukaan bumi daerah yang mempunyai tekanan udara rendah adalah di daerah
khatulitiwa karena selalu mendapatkan sinar matahari. Adapun di daerah kutub
utara dan kutub selatan tekanan udaranya lebih tinggi. Oleh karena itu, aliran
udara bergerak dari daerah kutub menuju khatulistiwa. Hubunga antara tekanan
udara dengan arah angin dinyatakan dalam Hukum Boys Ballot bahwa udara mengalir
dari daerah bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum.
1) Kecepatan
Angin
Besar
kecilnya kecepatan angin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Besar
kecilnya gaya gradien barometrik.
Gaya
gradien barometrik adalah besarnya perbedaan tekanan udara antara 2 isobar yang
bejarak 11 km dan dinyatakasn dalam milibar (mb). Makin besar perbedaan tekanan
udara tersebut, makin cepat angin bergerak.
b. Banyak
sedikinya hambatan.
Faktor
yang dapat menjadi hambatan gerakan angin antara lain relief permukaan bumi,
gedung-gedung (bangunan), dan pohon-pohon. Makin banyak rintangnan yang
menghalangi laju gerakan angin, makin lambat gerakan angin tersebut.
Alat
yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer. Ada beberapa
jenis anemometer, salah satu jenis adalah anemometer mangkok. Pada anemometer
terdapat peralatan elektronik yang berfungsi mencatat gerakan angin. Pembacaan
alat itu harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya harian.
2) Jenis
Angin
Tekanan
udara berbeda-beda antar tempat dan pada tempat tertentu dapat berubah secara
dinamis. Perbedaan tekanan udara itu menyebabkan terjadinya angin. Oleh karena
itu, angin sangat beragam bergantung tempatnya. Angin selalu diberi nama sesuai
dengan arah asalnnya. Ragam angin di bumi antara lain sebagai berikut.
a. Angin
Barat
Angin
barat bertiup dari lintang 35° LU/LS menuju 60° LU/LS. Karena pengaruh rotasi
bumi (gaya coriolis), angin barat mengalami pembelokan arah. Di belahan bumi
utara angin itu menjadi angin barat daya, sedangkan di belahan bumi selatan
menjadi angin barat laut.
b. Angin
Kutub
Angin
kutub berembus dari daerah bertekanan tinggi di sekitar kurub ke arah daerah
sedang. Di belahan bumi utara, angin tersebut berembus dari arah timur laut
menjadi angin timur kaut, sedangkan di belahan bumi selatan angin tersebut
berembus dari arah arah tenggara menjadi angin tenggara.
c. Angin
Pasat
Angin
pasat berembus dari daerah sub tropik (30° LU/LS) menuju daerah khatulistiwa.
Angin itu terbentuk karena adanya ruang kosong di daerah khatulistiwa akibat
pengembangan udara oleh sinar matahari. Ruang kosong itu kemudia diisi udara
yang bertekanan tinggi dari daerah sibtropik. Karena pengaruh gaya coriolis,
udara yang bergerak dari belahan bumi utara dibelokkan ke kiri sehingga disebut
angin pasat timur laut.
d. Angin
Siklon
Angin
siklon terjadi jika suatu daerah yang bertekanan rendah dikelilingi oleh suatu daerah
yang bertekanan tinggi. Akibatnya,udara akan mengalir dari daerah bertekanan
udara tinggi menuju daerah yang bertekanan udara rendah. Karena pengaruh gaya
coriolis, arah angin mengalami pembelokan. Jika angin siklon berada di belahan
bumi utara, arah angin berputar searah dengan putaran jarum jam. Jika angin
siklon terjadi di belahan bumi selatan, arah perputarannya berlawanan dengan
putaran jarum jam.
e. Angin
Anti Siklon
Angin
anti siklon terjadi jika suatu daerah yang bertekanan udara tinggi dikelilingi
oleh darah yang bertekanan udara rendah. Di permukaan bumi daerah anti siklon
terutama berada di atas laut atau lautan pada lintang 30° LU/LS. Karena
pengaruh gaya coriolis, putaran angi ati siklon di belahan bumi utara searah
dengan putaran jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan putaran angin anti
siklon berlawanan dengan putaran jarum jam.
f. Angin
Musim
Angin
musim merupakan suatu angin regional yang bertiup di daerah tropis. Angin musim
itu terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok antara daratan dan
lautan.
Pada periode April – Oktober, saat matahari di
belahan bumi utara, Benua Asia mengalami pemanasan maksimal. Akibatnya, Benua
Asia mempunyai tekanan udara rendah. Adapun di belahan bumi selatan (Benua
Australia) mempunyai tekanan udara yang lebih tinggi sehingga angin bertiup
dari Benua Australia menuju Benua Asia dan disebut angin muson tenggara. Angin
itu hanya membawa sedikit uap air sehinga pada periode itu di Indonesia
mengalami musim kemarau.
Pada
periode Oktober – April, saat matahari berada di belahan bumi selatan, Benua
Australia mengalami pemanasan maksimal. Akibatnya, Benua Australia mempunyai
tekanan udara rendah. Adapun di belahan bumi utara (Benua Asia) mempunyai tekanan
udara yang lebih tinggi sehingga angin bertiup dari Benua Asia menuju Benua
Autralia dan disebut angin muson timur.
Karena bertiup melalui Samudera Hindia, angin ini banyak mengandung uap air sehingga pada periode tersebut di Indonesia mengalami musim hujan.
Karena bertiup melalui Samudera Hindia, angin ini banyak mengandung uap air sehingga pada periode tersebut di Indonesia mengalami musim hujan.
g. Angin
Darat dan Angin Laut
Angin
darat dan angin laut terjadi akibat adanya perbedaan sifat pemanasan antara
daratan dan lautan. Pada malam hari karena temperatur laut lebih tinggi
daripada daratan, tekanan udara di laut lebih rendah daripada tekanan udara di
darat. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari darat menuju ke laut yang
disebut angin darat.
Pada siang hari karena temperatur daratan lebih tinggi daripada lautan, tekanan udara di daratan lebih rendah daripada tekanan udara di lautan. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari laut menuju ke darat yang disebut angin laut.
Pada siang hari karena temperatur daratan lebih tinggi daripada lautan, tekanan udara di daratan lebih rendah daripada tekanan udara di lautan. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari laut menuju ke darat yang disebut angin laut.
h. Angin
Lembah dan Angin Gunung
Angin
lembah dan angin gunung terjadi karena adanya perbedaan pemanasan di daerah
pegunungan. Perbedaan pemanasan itu disebabkan oleh perbedaan luas lereng
gunung dan lembah sehingga terdapat perbedaan jumlah panas yang diterima pada
satu satuan waktu.
Siang
hari pemanasan lebih cepat terjaadi pada lereng gunung sehingga temperaturnya
lebi tinggi daripada di lembah. Oleh karena itu, tekanan udara di lereng gunung
menjadi lebih rendah daripada di lembah sehingga terjadi pergerakan udara dari
lembah menuju ke lereng gunung. Pergerakan udara itu disebut angin
lembah.
Malam hari terjadi keadaan sebaliknya, yaitu suhu udara di lereng gunung lebih rendah daripada di lembah sehingga tekanan udara di gunung lebih besar daripada di lembah. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari lereng dari gunung menuju lembah. Pergerakan udara itu disebut angin gunung.
Malam hari terjadi keadaan sebaliknya, yaitu suhu udara di lereng gunung lebih rendah daripada di lembah sehingga tekanan udara di gunung lebih besar daripada di lembah. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari lereng dari gunung menuju lembah. Pergerakan udara itu disebut angin gunung.
i. Angin
Fohn
Angin
fohn terjadi apabila ada gerakan massa udara yang menaiki suatu pegunungan
dengan ketinggian lebih dari 2.000 meter.Massa udara yang sampai ke puncak
gunung akan mengalami kondensasi dan akibatnya timbul hujan pada satu sisi
lereng. Adapun pada lereng yang lain tidak menjadi hujan karena terhalang
tingginya pengunungan. Daerah yang tidak mengalami hujan disebut daerah
bayangan hujan.
Pada
daerah bayangan hujan itu angin dari atas pegunungan akan bergerak menuruni
lereng pegunungan dengan kecepatan tinggi. Halitu menyebabkan naiknya suhu
udara karena setiap turun 100 meter udara naik 1° C. Dengan demikian angin yang
turun bersifat panas dan kering. Angin itulah yang disebut angin lokal atau angin fohn atau
angin terjun.
4. Kelembapan
Udara (Humidity)
Kelembapan udara digunakan untuk menyatakan banyaknya kandungan uap
air di dalam udara.
Uap air
merupakan komponen utama yang sangat penting dari segi cuaca dan iklim. Hal itu disebabkan sebagai berikut :
v Besarnya
uap air merupakan potensi terjadinya hujan (presipitasi).
v Uap
air mempunyai sifat meresap radiasi sehingga menentukan cepatnya kehilangan
panas. Dengan demikian uap air ikut mengatur temperatur.
v Makin
besar uap air di dalam udara, makin besar jumlah energi potensial yang tersedia
di dalam atmosfer dan merupakan sumber atau awal terjadinya hujan angin (storm
= badai).
Kandungan
uap air di udara dapat dinyatakan delam dua cara, yaitu kelembapan relatif dan
kelembapan absolut.
1) Kelembapan
Relatif
Kelembapan
relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung udara dan
jumlah uap air maksimum (jenuh) di dalam udara pada temperatur dan tekanan
udara yang sama. Kelembapan relatif dinyatakan dalam persen.
2) Kelembapan
Mutlak
Kelembapan
mutlak adalah jumlah uap air per satuan volume udara dan dinyatakan dalam g/m³
udaara. Kelembapan absolut tidak umum dipakai dalam perhitungan karena dapat
berubah-ubah akibat perubahan suhu udara.
5. Perawanan
(Cloudness)
Awan
terbentuk sebagai akibat adanya kondensasi, yaitu proses perubahan wujud dari
uap air menjadi titik-titik air. Jadi, awan merupakan kumpulan titik-titik air
atau kristal-kristal es yang melayang-layang di atmosfer. Titik-titk air atau
kristal-kristal es itu bukanlah air murni, melainkan titik-titik air yang
mengumpul di sekeliling kondensasi. Inti kondesasi berupa kristal-kristal garam
yang berkumpul 0,1 – 1 mikron yang berasal dari deburan ombak pantai (surf),
debu, serta asap pabrik dan kendaraan bermotor.
Awan
dibagi menjadi 4 kelompok utama,yaitu awan
tinggi,awan sedang,awan rendah dan awan dengan perkembangan vertical.
1) Awan
Tinggi (6 -12 km) ditandai dengan kata siro
atau sirus.
a. Sirus
Awan
yang berwarna putih tipis pada siang hari dan mengkilat karena banyak
mengandung Kristal es.Awan ini sering berwarna merah atau kuning cerah
menjelang dan saat matahari terbit atau setelah matahari terbenam.

b. Awan Sirokumulus
Awan
ini berbentuk gumpalan-gumpalan kecil dan tampak seperti sisik ikan.Awan ini
relatif jarang muncul dan selalu bergabung dengan sirus atau sirostratus.

c. Sirostratus.
Awan
ini berwarna putih tipis dan tampak seperti tirai kelambu yang sangat
halus.Oleh karena itu,awan ini dapat membuat langit kelihatan seperti susu atau
memperlihatkan susunan berserat.

2) Awan
Sedang (2-6 km) ditandai dengan kata alto.
a. Altokumulus
Awan
yang berwarna putih atau kelabu dan tampak seperti gumpalan kapas pipih.

b. Altostratus
Awan
yang berlapis-lapis seperti pita dan berwarna kelabu.

3) Awan
Rendah (0,8 – 2 km) ditandai dengan kata strato.
a. Stratokumulus
Awan
yang bergumpal-gumpal lembut berwarna abu-abu.Stratokumulus terdiri dari tetes
awan dan kadang-kadang mengandung tetes hujan.Awan jenis ini kadang-kadang juga
disertai curahan hujan,namun intensitasnya kecil.

b. Stratus
Awan-awan seragam yang berlapis-lapis seperti kabut
tipis.Jika awan ini melewati matahari atau bulan,garis bentuk matahari dan
bulan dapat dilihat.

c. Nimbostratus
Suatu lapisan awan rendah berwarna abu-abu gelap,tidak
berbentuk, dan kelihatan basah.Oleh karena berwarna gelap dan tebal sehingga
matahari yang ada dibaliknya tidak terlihat.

4) Awan
dengan Perkembangan Vertikal (<2 km).
a. Kumulus
Awan
padat yang berkembang secara vertikal berbentuk kubah atau menyerupai bunga kol
dengan lengkungan bulat berwarna putih cemerlang jika terkena sinar matahari.

b. Kumulonimbus
Awan
besar yang berkembang secara vertikal berbentuk seperti gunung atau menara.Pada
bagian atas berserat dan sering menyebar.Mengandung tetes hujan yang besar
sehingga dapat menimbulkan terjadinya hujan secara tiba-tiba.

6. Curah
Hujan (Presipitasi)
Hujan adalah curahan
butiran air dari atmosfer sampai ke permukaan bumi, baik berbentuk cair maupun
padat (es dan salju). Butiran air tersebut berasal dari uap air yang mengalami
penggabungan antara partikelnya melalui inti
kondensasi dan mengalami penurunan suhu sampai titik embun atau titik beku.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan
dikelompokkan menjadi 5, yaitu hujan konveksi (Zenitkal),hujan orografis,hujan
frontal,hujan siklonal dan hujan muson.
1) Hujan
Konveksi (Zenitkal)
Hujan
ini terjadi karena massa udara panas
membumbung ke atas. Massa udara yang mengandung uap air tersebut setelah sampai
pada lapisan atas, suhunya menjadi turun dan mengakibatkan kondensasi menjadi awan
cumulus atau cumulonimbus. Jika penguapan tersebut bertambah besar,
awan yang
terbentuk
juga semakin tinggi. Pada batas tertentu terjadilah turun hujan mendadak(dapat
disertai dengan adanya petir).
terbentuk
juga semakin tinggi. Pada batas tertentu terjadilah turun hujan mendadak(dapat
disertai dengan adanya petir).
2) Hujan Orografis
Proses
hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena awan yang membawa hujan diarak
oleh angin dari bagian permukaan bumi yang rendah menaiki lereng gunung atau
pegunungan. Pada ketinggian tertentu, uap air mengalami pendinginan dan
mengalami kondensasi, maka terjadilah hujan di lereng pegunungan tersebut. Jika
angin bertiup pada suatu lereng pegunungan itu, maka hujan orografis (hujan
pegunungan) akan terjadi pula sepanjang tahun. Lereng gunung yang selalu
mendapat curah hujan orografis disebut lereng hadap hujan, sedangkan
lereng sebelahnya yang tidak kebagian curah hujan disebut lereng bayangan
hujan.
3)
Hujan
Frontal
Hujan
Frontal
Hujan
ini terjadi sebagai akibat pertemuan
antara
dua massa udara yang berbeda suhunya,
yaitu
yang satu panas, sedangkan yang lain
dingin.
Massa udara yang panas dan
mengandung
uap air bergerak naik seperti
menaiki
lereng di atas massa udara yang dingin.
Udara dingin yang berada di
bagian bawah seperti merunduk menyusup di bawah udara panas. Pertemuan antara
udara panas yang membawa uap air tentu saja sangat terpengaruh. Uap air yang
dibawanya mengalami pengembunan akibat diturunkan suhunya oleh udara dingin.
Karena terjadi pengembunan maka erjadilah hujan yang dinamakan hujan frontal.
4)
Hujan Cyclonal/Siklonal
Hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai
angin berputar (cyclon). Karena di atas dingin,udara menjadi jenuh.Kemudian
terjadi kondensasi,lalu timbul awan dan turunlah hujan cyclnal.
5)
Hujan Muson
Hujan yang terjadi karena
angin muson, udara yang lembab naik ke daratan/pegunungan sehingga
terjadi hujan.Di indonesia,hujan muson terjadi pada bulam oktober sampai april.
Semoga Bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment